Rabu

Menjalin Hubungan Dari Sosial Media (We Talking About)

HUBUNGAN jarak jauh atau lebih populer dengan sebutan LDR (Long Distance Relationship) sudah menjadi fenomena lama pada hubungan sebuah pasangan kekasih pada zaman sekarang ini. Teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan untuk berkomunikasi sudah bisa dirasakan oleh pasangan yang berstatus LDR.


Aplikasi komunikasi seperti video call, chat, dan lain sebagainya berlomba-lomba menawarkan fitur super canggih dan kemudahannya untuk menjalin hubungan satu dengan yang lainnya, dan dengan misi tanpa ada jarak yang membatasi.

Dimanapun Anda berada, komuniasi tetap dapat berjalan. Dan kemudahan ini mungkin juga dapat dirasakan fungsinya bagi penikmat hubungan jarak jauh. Walaupun misteri dibalik hubungan LDR tetap saja masih menghantui :D

Hubungan jarak jauh pasti biasa dirasakan bagi beberapa orang yang harus meninggalkan pasangannya untuk menyambut masa depan diri mereka masing-masing. Butuh komitmen kuat untuk dapat menjaga hubungan ini. 

Tetapi perlu sahabat sekalian juga ketahui. Pada era super canggih sekarang ini terdapat satu fenomena baru yang menurut saya sudah menjadi tren tersendiri bagi masyarakat luas. Dan fenomena tersebut adalah menjalin hubungan jarak jauh melalui sosial media.

Apakah Anda pernah merasakannya?

Bagi yang sudah pernah merasakan, mari simak kasus berikut ini. Dan yang belum pernah, juga boleh ikut gabung di sini. Satu kasus tetapi memiliki pembelajaran baik untuk kita semua.

***

Satu pertanyaan yang dilontarkan kepada saya beberapa saat yang lalu tentang menjalin hubungan jarak jauh yang bermula dari perkenalan melalui salah satu akun chat media sosial, dan akhirnya melakukan pendekatan, hingga mulai berkomunikasi dengan rutin setiap harinya (melalui komunikasi dunia digital).

Perasaan yang semula hanya biasa saja (pria) tumbuh dengan sendirinya karena rutinnya durasi komunikasi setiap hari, hingga timbul satu perasaan suka terhadap sang target (wanita). Satu momen yang mungkin membuat sang pria membutuhkan seseorang karena adanya satu titik yang berhubungan dengan masalah pada kehidupannya dapat menjadi nilai lebih bagi sang wanita yang datang dan memberi semangat untuk bangkit lagi. Hal ini menjadi satu nilai tambahan untuk menumbuhkan chemistry pada hubungan seseorang.


Tetapi, pada saat sang pria sudah mulai menaruh hati, dan memutuskan untuk bertemu dengan sang wanita tersebut setelah menyelesaikan masalahnya. Sang wanita malah membuat pengumuman bahwa dia sudah memiliki satu pria idaman di hatinya pada saat itu.

Pertanyaannya,
Apakah ada yang salah dari sikap sahabat kita tersebut untuk menaruh hati sebelum bertemu dengan belahan hatinya, serta dengan cara mengejarnya?

Suatu kisah cinta modern dunia maya penuh intrik, tetapi terjadi di kehidupan nyata. Ternyata Romeo dan Juliet sudah bertranformasi menjadi lebih masa kini kehidupannya :D

Baiklah mari kita cari tahu penyebabnya dan solusi dari permasalahan tersebut.

***

Agar lebih faham tentang metode frekuensi cinta, saya ajak sahabat sekalian untuk membaca Membentuk Frekuensi Cinta, Part I dan Membentuk Frekuensi Cinta, Part II terlebih dahulu. Dan saya akan mengemasnya dengan ringan agar lebih mudah dimengerti pada artikel ini.

Sebenarnya kekosongan dalam diri seseorang atau tidak memiliki status hubungan, dapat memudahkan seseorang untuk menerima frekuensi cinta dari orang lain. Hati yang kosong akan mudah terisi dengan cinta yang bentuknya hanya berupa sebuah perhatian dan akhirnya menciptakan sebuah chemistry pada diri seseorang.

Sedangkan sang wanita secara tidak sadar sudah menerapkan tentang cara memberikan frekuensinya kepada sang pengejar melalui berbagai bentuk perhatian yang diluangkan setiap harinya. 

Tetapi yang perlu Anda ketahui, apakah hal tersebut sebuah cinta?

Tentu saja tidak. Sebuah cinta tidak dapat terbentuk hanya karena tingginya durasi dalam berkomunikasi. Perlu sebuah proses cukup lama untuk lebih mendekatkan diri secara emosional dan spiritual (batin). Hal tersebut hanya atas dasar rasa suka untuk mengagumi semata karena bentuk perhatiannya. Dan yang pasti itu hanya bersifat sementara.

Dan pertanyaan yang ke dua. Apakah ada yang salah tentang cara mengejar pada pria tersebut?

Tidak ada yang salah. Semua manusia memiliki caranya sendiri untuk memikat hati lawan jenisnya. Sehebat apapun Anda atau mempunyai skill yang maha dahsyat tetapi tidak sesuai dengan frekuensi cinta untuk sang target. Hasilnya pasti akan menuju satu titik kegagalan. Jangan percaya skill apapun itu, hal tersebut hanya akan membunuh jati diri Anda. Tetaplah menjadi unik dengan kemampuan alamiah yang Anda miliki.
Poinnya adalah, bukan cara pengejaran Anda yang salah, tetapi cara Anda memandang dan menyikapi cinta itu sendiri sudah sangat salah. 
Hingga akhirnya Anda terjebak pada satu sudut pandang tentang CARA semata, dan melupakan yang Anda kejar itu bukanlah sebuah cinta! Hanya rasa suka!
Percayalah, Anda sudah disiapkan berbagai pilihan cinta di dalam dunia ini. Tidak perlu menggunakan media sosial pun, cinta sudah berserakan di sana-sini. Tidak perlu takut, yang Anda butuhkan hanyalah live action! Dan berikan frekuensi cinta pada semua calon cinta Anda yang ada disekitar atau lignkungan Anda. 
Terkadang orang terlalu jauh memandang ke depan untuk melihat keberadaan sebuah cinta, dan menutup mata pada cinta disekitarnya. 
Lihat itu, semua di sekitar Anda adalah sebuah kesempatan. Perhaikan itu adalah cinta atau bukan. Jika benar-benar cinta, action dari frekuensi cinta Anda akan tepat sasaran pada cinta sejati Anda. Hapus semua sistem biro jodoh di gadget Anda. Jika belum tahu caranya juga, tanyakan kependahulu Anda yaitu orang tua. Tanpa bantuan gadget yang katanya super canggih itu, beliau dapat mendapatkan pasangan sejatinya.  Pure no skill, be your self, dan yang terpenting pada ending-nya beliau hidup rukun dan bahagia :)

Karena beliau adalah salah satu contoh nyata pengguna intuisi cinta yang ada pada diri manusia, yaitu frekuensi cinta dan menggunakannya untuk berjuang dengan cinta dan mendapatkan segala cinta yang Anda di dunia. 

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.