Sabtu

Satu Kisah Tentang Simponi Cinta

CINTA itu unik. Kadang apa yang Anda rasakan tidak seperti apa yang Anda dapatkan, dan apa yang Anda dapatkan tidak seperti yang Anda rasakan. Cinta ada untuk saling menyatukan semua unsur yang ada di dunia ini yang memiliki energi cinta itu sendiri.

Sekuat apapun seseorang dalam menghadapi kerasnya dunia, dengan hilangnya sebuah cinta, kekuatan yang dibanggakan tersebut akan hilang seketika. Mimpi yang seharusnya menjadi pondasi, berubah menjadi ambisi.

Kejadiaan demi kejadian dari indah dan getirnya cinta datang di depan mata seseorang. Entah itu sebagai peringatan atau untuk hadiah dari Tuhan untuk menyempurnakan kehidupan pada diri seseorang.

Kejadian beberapa hari yang lalu membuka mata saya, dan membuat energi saya semakin memuncak untuk membagikan cerita ini kepada sobat sekalian.

Simponi Cinta,

Ya, itu yang ada dalam pikiran saya saat mendengar pertama kali kisah dari sepasang suami istri yang sekarang sudah larut dalam usia lanjutnya. Baru pertama kali saya melihat kejadian nyata sehebat ini dalam kehidupan yang sudah trend-nya menjadi follower atau pengikut jaman yang entah fake atau fact untuk mencari kebahagiaan sejatinya di era modern yang penuh tanda tanya.

Kenapa harus menjadi tanda tanya?

Sekelompok orang saling berlomba untuk mengejar apapun yang sudah menjadi trend, agar terlihat mewah untuk memamerkan segala postingan dalam akun media sosialnya. Entah apapun dampaknya, gaya adalah nomer satu, ‘Menjual Diri’ untuk kepentingan pribadi.

Mungkin dari sobat yang membaca postingan ini akan men-judge, MUNAFIK!

Sebelum sobat sekalian memberi berbagai logika yang hanya menyiutkan hati terdalam Anda, mungkin kisah singkat ini bisa menjadi inspirasi bagi masa depan cinta Anda semua.

Yogyakarta - Gedongkuning, sepasang suami istri yang pernah mencicipi jenjang pendidikan yang tinggi (strata 2) tidak pernah kehilangan cara untuk menggunakan akal sehatnya untuk mencari kebahagiaan sejatinya. Menyeimbangkan antara rasa dengan logika beliau terapkan dalam kehidupan rumah tangganya.

Ideologi yang bertentangan tidak menyurutkan hati nurani terdalamnya untuk menyatukan hati beliau dalam satu ikatan suci, hingga sekarang ini langgeng sampai-sampai perbedaan sama sekali tak terlihat bagi siapapun yang melihat senyuman dari ke-duanya. Bahkan, saat melihat kediamannya, begitu megah, besar dengan luas hampir satu komplek sebuah perumahan. Seakan-akan kenikmatan duniawi saja yang beliau kejar saat hidup di dunia ini. Karir, uang, dan semacamnya.

Tetapi kenyataannya?

Kesenjangan bukan menjadi penghalang. Malah beliau selalu menggunakan hati dan ilmu yang dimiliki untuk saling berbagi, bukan saling mencaci. Sang istri bekerja sebagai dokter spesialis, dan suami HANYA pengelola panti asuhan yang mendedikasikan hidupnya untuk beramal.

Terlihat aneh saat mendengar cerita beliau, terutama sang istri yang aktif dalam berbicara pada sesi bincang-bincang ringan tersebut.

Jangan melihat sekarang, lihatlah situasi saat kami berdua saling menopang hingga akhirnya menjadi sekarang ini. Tidak ada yang instan. Ucap sang istri.

Jangan pernah melihat status dalam pekerjaan saya, atau suami saya. Semua yang saya dapatkan berkat usaha, doa, serta ide-ide segar dari suami saya hingga sampai sekarang ini. Tanpa adanya beliau semua ini tak akan mungkin kami raih. Lanjutnya.

Menikah itu bukan hanya masalah uang yang dapat menyelesaikan masalah, finansial adalah pelindung. Uang juga dapat menjadi ujian, tergantung si pemakai. Menyatukan kelebihan dan kekurang yang saling diisi akan menjadikannya sumber rejeki. Menikah adalah sebuah kepercayaan paling inti, percaya akan diri sendiri, dan pasangan. Bukan tentang soal mementingkan diri sendiri.

Jika hanya untuk kebahagiaan satu orang saja, jangan pernah berpikir untuk menikah. Artinya, secara tidak langsung Anda belum siap untuk menikah yang pada dasarnya ada untuk saling mengisi satu dengan yang lain. Menjadi pasangan, partner, teman, juga pengingat . Suka maupun duka.

Hidup hanya sekali, dunia dan akhirat adalah tujuan kami menikah. Dan hasilnya, InsyaAllah kami sudah mengisi investasi kami... Ujar sang Istri.

Hubungan yang harmonis tidak perlu rumus atau tips dalam mencapainya. Berpikir jangka panjang, berorientasi pada kebahagiaan bersama, serta percaya dengan hati terdalam adalah kuncinya.
Cinta layaknya sebuah lagu. Cinta membutuhkan simponi-simponi berbagai nada dari yang tinggi, rendah, hingga akhirnya beranjak tinggi kembali untuk menciptakan sebuah lagu yang berirama.
Keindahannya bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk invetasi rasa yang ada dalam hati.

Palsu atau fakta kebahagiaan yang Anda rasakan saat ini, hanya hati terdalam Anda yang dapat menjawabnya. Jadilah komposer yang selalu menyeimbangkan rasa dan logika. Ke-duanya adalah inti dari kebahagiaan, tetapi juga bisa menjadi penghancur jika disalah artikan. Hidupilah hubungan Anda, berikan cinta terbaik Anda.

Karena Anda tidak akan pernah tahu, hari ini akan hanya menjadi kenangan atau menjadi masa depan Anda untuk seterusnya.

Yang pasti, di dunia ini tak ada yang tercipta untuk abadi selamanya... Hargailah siapapun orang yang ada di sisi Anda.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.