KEHIDUPAN berputar sangat cepat. Jaman terus berganti. Dunia
saat ini telah dihuni oleh orang-orang yang berpikiran jauh ke depan, berbagai
tuntutan, dan teknologi yang super canggih di setiap genggaman orang di setiap
sudut penjuru dunia, dan berbagai cara untuk menggunakannya. Positif maupun negatif.
Berbagai media seakan memanjakan setiap orang, termasuk saya
dan juga Anda untuk mengakses segala bentuk kesibukan, kegiatan, kisah
kehidupan, percintaan, dan hobi masing-masing individu. Kebutuhan yang tidak
ada dipaksa untuk menjadi ada. Kebahagiaan sudah berganti dengan kesemuan sesaat yang berorientasi pada
kesenangan semata.
Apa yang dimiliki orang lain, menjadi tolok ukur kebahagiaan
diri seseorang. Bahkan aksi ‘Gantung Diri’ menjadi trend bagi kalangan yang memiliki mental terjajah pada kondisi yang
tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan saat ini. Yup, lingkungan yang menuntut kita
seperti yang mereka inginkan, bukan seperti yang Anda inginkan sendiri!
Bahkan, komitmen yang pertama diimpikan akan terus bahagia,
tergerus dengan adanya iming-iming yang media berikan kepada seseorang untuk
terus mendoktrin GAYA HIDUP IMPIAN DI ERA DIGITAL YANG SERBA INSTAN!
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini. Mari lihat diri Anda
sendiri, tanyakan pada hati terdalam Anda.
Apakah hal tersebut membuat Anda bahagia? Atau semakin tertekan?
Apakah hal tersebut membuat Anda bahagia? Atau semakin tertekan?
Saya tidak akan menghakimi hasil pemikiran Anda, tetapi
tanyakan kepada hati terdalam Anda, apakah itu hanya bualan semu, atau
kebahagiaan sejati?
Banyak pasangan yang gagal mempertahankan komitmennya hanya
untuk mengikuti trend instan yang
sudah disematkan pada jaman sekarang ini. Hampir semua orang memalsukan arti
kata BERSYUKUR, dan memilih kebahagiaan instan.
Hati dikalahkan oleh pemikiran sesaat. Dan dunia yang sudah
diimpikan untuk bersama-sama diperjuangkan, terpisah karena banyaknya shortcut atau jalan pintas menuju ke
puncak.
Hasilnya?
Bukan kebahagiaan sejati yang diberikan kemajuan jaman, tetapi kebencian untuk saling menghancurkan hati setiap orang dengan
menebarkan teror IRI, DENGKI, PAMER, DAN HEDONIS! Apa hal tersebut informatif,
inspiratif, atau tindakan bodoh untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain?
Lalu apa hubungannya dengan kebahagiaan dalam suatu
pasangan?
Banyak pasangan yang hancur karena faktor tersebut. Aksi
menghianati, selingkuh, dan meninggalkan pasangannya terjadi secara
beramai-ramai agar dapat memenuhi faktor yang sebenernya bukan kebutuhan yang
harus dimiliki orang tersebut.
Bahkan, setelah satu pasangan sudah tak dapat memiliki
faktor tersebut, tanpa sungkan dan rasa malu untuk berpaling pada orang lain
yang dapat memberikan faktor tersebut untuk dirinya sendiri.
Dan hal tersebut terjadi seolah-olah adalah sebuah
kesenangan yang sudah menjadi ajang kompetisi pada jaman sekarang ini.
Apakah itu kebahagiaan? Atau hanya faktor tersebut yang
membuat seseorang bahagia?
Pasangan adalah kebersamaan.
Dan kebersamaan adalah inti dari kebahagiaan tersebut. Bukan pada apa yang dimiliki orang lain, tetapi bagaimana mengambil cara untuk bersama-sama agar dapat saling membahagiakan.
Kenyataannya, banyak pasangan yang hanya berorientasi pada
kebahagiaan satu orang semata. Dan lebih kejamnya, memaksa pasangannya secara
tidak langsung untuk tidak bahagia
karena memaksa untuk memenuhi kebutuhan yang HARUS dipenuhi secara INSTAN,
tanpa adanya PROSES!
Terkadang banyak dari Anda merasa ingin seperti pasangan
yang lain yang hidup dengan serba kecukupan dan dapat memenuhi segala
kebutuhannya. Tetapi, apakah Anda sudah pernah bertanya langsung kepada mereka apa
saja yang pernah mereka lalui hingga menjadi pasangan yang hebat sampai
sekarang ini? Atau hanya satu pandangan jarak
jauh yang saat ini Anda lihat tanpa memikirkan perjuangan pasangan
tersebut hingga sekarang pada puncak kebahagiaan yang dilalui bersama-sama?
Yup, manusiawi jika manusia hanya melihat saat ini pada
kehidupan orang lain tanpa melihat suka duka perjuangan mereka. Manusia memliki
sistem berpikir cara shortcut tanpa
harus mempedulikan proses. Dan sayangnya, shortcut
itu tidak ada pada kehidupan nyata ini.
Seorang bayi membutuhkan proses yang sangat lama untuk menjadi seseorang yang dewasa. Begitu juga suatu hubungan.
Tidak ada cara shortcut
satu pun untuk dapat meraih segalanya secara instan. Apa yang sudah Anda pilih dengan hati,
hidupilah dengan hati pula. Belajar, berkembang, tumbuh, berlari, dan dewasa
bersama-sama.
By process. Life never give the rule for instant plan to have permanent. That not class, just fatamorgana.
Bentuklah kebahagiaan yang bertitik pada kebersamaan. Satu
dengan yang lain, tanpa merugikan pihak yang lain. Saling support. Dengan begitu impian yang akan diperjuangkan bersama-sama
terasa sangat indah, suka maupun duka adalah tanggung jawab bersama, sehingga
dapat meilhat sudut pandang kehidupan orang lain tidak seperti yang Anda fikirkan.
Atau hanya menelan bulat-bulat tanpa melihat faktor X dan Y kehidupan orang
lain.
Plus dan Minus itu hal yang biasa. Bukan suatu halangan
untuk hidup bahagia. Tentunya setiap orang memiliki kebahagiaan dengan caranya
masing-masing, bukan?
Apa yang membuat orang lain bahagia belum tentu membuat Anda
bahagia. That’s the rule.
Solusinya?
Hargai pasangan Anda, komunikasikan dengan baik apa
keinginan Anda dan pasangan. Cari titik temu atas masing-masing keinginan
tersebut. Setelah solusinya Anda dapatkan, komit pada proses, dan rasakan
keindahan perjuangan tersebut.
Cinta adalah seni yang sesungguhnya, dan selalu mempunyai cara untuk memberikan sentuhan kebahagiaan dan segala macam perbedaan rasa dan fikiran untuk menjadikannya satu kesatuan.
Indahkan dunia dalam hubungan Anda, ikutlah berbahagia jika
orang lain atau pasangan lain berbahagia. That's the Key
for Happiness...
Bagaimana? Masihkah memandang kehidupan orang lain lebih
indah dari pada dunia Anda?
That’s your choice
:)
0 komentar:
Posting Komentar