Sabtu

Menjadi Pasangan Bahagia di Era Digital Yang Serba (Instant)

KEHIDUPAN berputar sangat cepat. Jaman terus berganti. Dunia saat ini telah dihuni oleh orang-orang yang berpikiran jauh ke depan, berbagai tuntutan, dan teknologi yang super canggih di setiap genggaman orang di setiap sudut penjuru dunia, dan berbagai cara untuk menggunakannya. Positif maupun negatif.

Berbagai media seakan memanjakan setiap orang, termasuk saya dan juga Anda untuk mengakses segala bentuk kesibukan, kegiatan, kisah kehidupan, percintaan, dan hobi masing-masing individu. Kebutuhan yang tidak ada dipaksa untuk menjadi ada. Kebahagiaan sudah berganti dengan  kesemuan sesaat yang berorientasi pada kesenangan semata.

Apa yang dimiliki orang lain, menjadi tolok ukur kebahagiaan diri seseorang. Bahkan aksi ‘Gantung Diri’ menjadi trend bagi kalangan yang memiliki mental terjajah pada kondisi yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan saat ini. Yup, lingkungan yang menuntut kita seperti yang mereka inginkan, bukan seperti yang Anda inginkan sendiri!

Bahkan, komitmen yang pertama diimpikan akan terus bahagia, tergerus dengan adanya iming-iming yang media berikan kepada seseorang untuk terus mendoktrin GAYA HIDUP IMPIAN DI ERA DIGITAL YANG SERBA INSTAN!

Sebelum saya melanjutkan tulisan ini. Mari lihat diri Anda sendiri, tanyakan pada hati terdalam Anda.

Apakah hal tersebut membuat Anda bahagia? Atau semakin tertekan?

Saya tidak akan menghakimi hasil pemikiran Anda, tetapi tanyakan kepada hati terdalam Anda, apakah itu hanya bualan semu, atau kebahagiaan sejati?

Banyak pasangan yang gagal mempertahankan komitmennya hanya untuk mengikuti trend instan yang sudah disematkan pada jaman sekarang ini. Hampir semua orang memalsukan arti kata BERSYUKUR, dan memilih kebahagiaan instan.

Hati dikalahkan oleh pemikiran sesaat. Dan dunia yang sudah diimpikan untuk bersama-sama diperjuangkan, terpisah karena banyaknya shortcut atau jalan pintas menuju ke puncak.

Hasilnya?

Bukan kebahagiaan sejati yang diberikan kemajuan jaman, tetapi kebencian untuk saling menghancurkan hati setiap orang dengan menebarkan teror IRI, DENGKI, PAMER, DAN HEDONIS! Apa hal tersebut informatif, inspiratif, atau tindakan bodoh untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain?

Lalu apa hubungannya dengan kebahagiaan dalam suatu pasangan?

Banyak pasangan yang hancur karena faktor tersebut. Aksi menghianati, selingkuh, dan meninggalkan pasangannya terjadi secara beramai-ramai agar dapat memenuhi faktor yang sebenernya bukan kebutuhan yang harus dimiliki orang tersebut.

Bahkan, setelah satu pasangan sudah tak dapat memiliki faktor tersebut, tanpa sungkan dan rasa malu untuk berpaling pada orang lain yang dapat memberikan faktor tersebut untuk dirinya sendiri.

Dan hal tersebut terjadi seolah-olah adalah sebuah kesenangan yang sudah menjadi ajang kompetisi pada jaman sekarang ini.

Apakah itu kebahagiaan? Atau hanya faktor tersebut yang membuat seseorang bahagia?

Pasangan adalah kebersamaan.
Dan kebersamaan adalah inti dari kebahagiaan tersebut. Bukan pada apa yang dimiliki orang lain, tetapi bagaimana mengambil cara untuk bersama-sama agar dapat saling membahagiakan.
Kenyataannya, banyak pasangan yang hanya berorientasi pada kebahagiaan satu orang semata. Dan lebih kejamnya, memaksa pasangannya secara tidak langsung  untuk tidak bahagia karena memaksa untuk memenuhi kebutuhan yang HARUS dipenuhi secara INSTAN, tanpa adanya PROSES!

Terkadang banyak dari Anda merasa ingin seperti pasangan yang lain yang hidup dengan serba kecukupan dan dapat memenuhi segala kebutuhannya. Tetapi, apakah Anda sudah pernah bertanya langsung kepada mereka apa saja yang pernah mereka lalui hingga menjadi pasangan yang hebat sampai sekarang ini? Atau hanya satu pandangan jarak  jauh yang saat ini Anda lihat tanpa memikirkan perjuangan pasangan tersebut hingga sekarang pada puncak kebahagiaan yang dilalui bersama-sama?

Yup, manusiawi jika manusia hanya melihat saat ini pada kehidupan orang lain tanpa melihat suka duka perjuangan mereka. Manusia memliki sistem berpikir cara shortcut tanpa harus mempedulikan proses. Dan sayangnya, shortcut itu tidak ada pada kehidupan nyata ini.
Seorang bayi membutuhkan proses yang sangat lama untuk menjadi seseorang yang dewasa. Begitu juga suatu hubungan.
Tidak ada cara shortcut satu pun untuk dapat meraih segalanya secara instan.  Apa yang sudah Anda pilih dengan hati, hidupilah dengan hati pula. Belajar, berkembang, tumbuh, berlari, dan dewasa bersama-sama.
By process. Life never give the rule for instant plan to have permanent. That not class, just fatamorgana.
Bentuklah kebahagiaan yang bertitik pada kebersamaan. Satu dengan yang lain, tanpa merugikan pihak yang lain. Saling support. Dengan begitu impian yang akan diperjuangkan bersama-sama terasa sangat indah, suka maupun duka adalah tanggung jawab bersama, sehingga dapat meilhat sudut pandang kehidupan orang lain tidak seperti yang Anda fikirkan. Atau hanya menelan bulat-bulat tanpa melihat faktor X dan Y kehidupan orang lain.

Plus dan Minus itu hal yang biasa. Bukan suatu halangan untuk hidup bahagia. Tentunya setiap orang memiliki kebahagiaan dengan caranya masing-masing, bukan?

Apa yang membuat orang lain bahagia belum tentu membuat Anda bahagia. That’s the rule.

Solusinya?

Hargai pasangan Anda, komunikasikan dengan baik apa keinginan Anda dan pasangan. Cari titik temu atas masing-masing keinginan tersebut. Setelah solusinya Anda dapatkan, komit pada proses, dan rasakan keindahan perjuangan tersebut.
Cinta adalah seni yang sesungguhnya, dan selalu mempunyai cara untuk memberikan sentuhan kebahagiaan dan segala macam perbedaan rasa dan fikiran untuk menjadikannya satu kesatuan.
Indahkan dunia dalam hubungan Anda, ikutlah berbahagia jika orang lain atau pasangan lain berbahagia. That's the Key for Happiness...

Bagaimana? Masihkah memandang kehidupan orang lain lebih indah dari pada dunia Anda?

That’s your choice :)

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.