Selasa

Satu Kisah, Untuk Selamanya

KISAH yang tak mungkin terlupakan...


Skenario menakdirkan sepasang anak manusia yang saling menjalin kasih untuk meraih semua mimpi-mimpinya. Pada awalnya, semua berjalan begitu sempurna, tetapi ujian terlalu berat untuk harus ditopang masing-masing dari punggung-punggung kecil itu.

Sudah selayaknya sepasang saling menopang. Sudah sepantasnya sepasang saling mengagumkan. Sudah seharusnya sepasang berlari dengan empat kaki untuk saling mengejar meraih mimpi.

Sepasang adalah dua hati dan fikiran yang berbeda arah tetapi satu tujuan. Fikiran yang selalu membelokkan, tetapi hati selalu saja memenangkan untuk tujuan yang sama.

Apakah itu selamanya?

Tidak. Tapi juga waktu yang tidak singkat pula untuk benar-benar saling memahami, bahkan sebuah inti kehidupan pun sudah menyatu dalam satu arti.

Mungkin fikiran itu telah memenangkan kehendaknya masing-masing. Memiliki arahnya masing-masing. Dan mempunyai bayangannya masing-masing. Tetapi hati. Tetap saja menjadi misteri.

Korban bukanlah aku atau dia. Mereka ataupun siapapun juga. Beberapa detik Tuhan berkehendak, semua berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Dipisahkan, ditentang, dan dihancurkan oleh kehendak yang paling memenangkan.

Detik bergulir begitu lambat, tetapi untuk beberapa saat, waktu itu cepat sekali berlalu. Menghilang, hinggap, dan meniggalkan kembali...

Sudah tidak sepantasnya untuk berharap. Tapi harapan selalu ada untuk seseorang yang paling hebat mengisi ruang-ruang rindu, benci, suka, bahagia, mengalah, menang, menangis, dan meninggalkan cinta itu sendiri.

Cinta bukanlah korban. Cinta juga bukan kesalahan. Jodoh yang berlalu singkat, tetapi menusuk sampai kerongga-rongga hati yang entah dimana dasarnya.

Terimakasih. Terimaksih. Terimaksih. Terimakasih. Cinta telah menghebatkan.

Sebuah perjalanan cinta yang mengajarkan anak manusia indahnya cinta, sakitnya terjatuh, terpuruk, hingga tak berdaya. Dan memberi pelajaran indahnya memberi, tulus, rindu, memaki, serta kembali mencintai.

Cinta sangat mengerikan bagi seseorang yang takut akan hilangnya cinta itu sendiri. Tetapi sangat membahagiakan bagi seseorang yang mampu memaafkan, serta mendoakan yang terbaik bagi cinta itu sendiri.

Bersatu mungkin bukan pilihan. Bersatu mungkin bukan takdir dari Tuhan. Tapi cinta akan tetap terjaga dalam impian yang pernah dibagi, belajar, dan mengejarnya bersama-sama.

Kini, cinta itu semakin luas adanya. Cinta semakin luas kuasanya. Dan cinta memberi semangat baru bagi kedua pensil yang kini sudah menjadi pena dengan kilauan logam berkilauan di luarnya.

Satu pesan yang sangat berat untuk diungkapkan. Pesan dari semua cinta yang berlalu dan terus saja meninggalkan.

Tetapi...

Setelah berlalu lama, terkadang tinta hitam itu tidak kembali pekat. Goresan yang semula pasti, perlahan memudar karena sesuatu yang tidak abadi. Memang dunia ini fana... Begitu juga dengan pena.

Yang bisa dilakukan sebuah cinta hanyalah meneruskan semua goresannya untuk memberikan suatu cerita dengan berbagai kisahnya. Tak peduli seberapa memudarnya goresan itu, cinta tetap ada, tetap di jiwa.

Cinta itu begitu mulia untuk diberikan kepada sesama. Cinta tak akan pernah memusnahkan keberadaan anak manusia, tetapi cinta akan memberikan kehidupan yang sudah dijanjikan-Nya.

Sekarang...

Arah itu berbeda, atau mungkin tidak bersama. Tetapi impian dari tujuan itu akan kembali mempertemukan untuk saling memuliakan. Tak kenal perbedaan, saling berjuang, dan saling memberi cinta itu sendiri.

Bersyukur, singkat tapi selamanya. Tak abadi, tapi saling memberi. Tak bersama, tapi saling membahagiakan. Tak bersatu melalui raga, tetapi saling mencintai melalui doa.

Begitulah cinta...

Selalu ada bagi anak manusia yang membutuhkannya. Selalu percaya, hidup, dan memberikan cinta.

Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan-Nya, dan bahagia selamanya.
Future will be change, but, memory don’t. Belive in love, and you’ll get the best love, forever.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.